Sebelum membaca artikel mengenai teknik closing ini, sudahkah membaca artikel lisubisnis.com sebelumnya
yang berjudul Prinsip Penting Teknik Mudah Closing Produk Jualan Online yang Efektif? Bila belum, bacalah dulu.
Oke, jika sudah, mari lanjutkan. Bagaimana cara closing penjualan online atau pertanyaan closing? Dalam artikel ini akan dijelaskan teknik closing paling lengkap. Tentu saja
teknik closing yang baik, teknik closing sales yang jitu. Saya yakin
masih banyak marketer yang belum mengetahui cara closing produk secara efektif. Setelah membaca artikel ini sampai
tuntas, kamu akan segera tahu caranya.
Istilah closing dimaknai sebagai keberhasilan penawaran, proposal atau
penjualan dalam dunia marketing. Closing berarti menutup penjualan dengan
terjadinya penjualan dalam transaksi jual beli.
Meski begitu, closing bukan
akhir dari segalanya, marketer harus tetap menjaga hubungan baik dengan
konsumen. Agar konsumen menjadi pelanggan dan kita bisa menawarkan kembali
produk/jasa terbaru. Ini juga penting sekali untuk mereka yang terjun di bidang
network marketing, berkaitan dengan teknik
closing prospek.
Closing adalah tujuan akhir
penjualan atau promosi. Pencapaian closing
berbanding lurus dengan omzet bisnis. Kendala yang sering kita temui atau
mungkin alami adalah promosi sudah gencar tapi belum banyak konsumen yang
tertarik? Sudah melayani calon konsumen dengan sabar, tapi ujung-ujungnya tidak
jadi beli? Coba terapkan teknik closing
di bawah ini.
1. Buat calon konsumen terus
berkata YA
Pernahkah bertanya seperi ini kepada calon pembeli, “Mba jadi beli
atau tidak?” nah ini adalah kesalahan fatal yang seringkali dilakukan sehingga
menggagalkan closing. Pertanyaan
semacam ini memberikan celah kepada konsumen untuk menjawab tidak.
Tutup celah agar calon pembeli tidak berkata tidak. Berikan pertanyaan
yang menggali keinginan konsumen, contohnya “Mba sedang mencari jam couple yang
bagus? Jam couple berkualitas dengan harga terjangkau? dst.
Teruskan dengan pertanyaan pilihan yang berujung pada jawaban positif.
Ini kita sebut dengan ‘pertanyaan tertutup’. Misalnya, “Mba jadi beli yang
model ini atau model itu? Tertarik model warna merah atau ungu?”
Ketika berbicara, lakukan teknik mengangguk-ngangguk (teknik hipnoclosing). Hal ini bisa mempengaruhi
calon konsumen untuk mengangguk-ngangguk juga dan setuju serta mengiyakan apa
yang kita tanyakan.
2. Percakapan jangan berhenti
di kita
Jangan sampai percakapan ketika tawar menawar produk berhenti di di
kamu, terus ajukan pertanyaan. Misal, “Harganya mahal ya?” Kamu bisa menjawab
“Oh ia? Mba membandingkan dengan produk yang mana? Kami juga menyediakan produk
yang harganya lebih rendah. Tapi tentu saja kualitasnya lebih bagus produk yang
ini.”
3. Bangun kepercayaan
Kepercayaan menjadi faktor kunci dalam closing. Dalam transaksi jual beli yang mengharuskan bertemu
langsung dengan calon konsumen, penampilan penjual sangat penting untuk
diperhatikan. Ini berkaitan dengan kredibilitas yang bisa menimbulkan
kepercayaan terhadap penjual.
Cobalah menjadi ‘mirip’ dengan calon konsumen, jalin kedekatan dengan
mereka sehingga timbul rasa nyaman. Temukan kemiripan tersebut, misalnya
berasal dari daerah, sekolah, teman, kenalan atau komunitas yang sama. Lebih
bagus kalau ternyata punya hobi atau tertarik pada topik yang sama. Lakukan kongruen, yaitu sejalannya ekpresi dengan
kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh.
Cobalah untuk memberikan respon yang cepat, berikan sampel gratis, sharing tips yang berkaitan dengan
produk dan berikan rekomendasi. Kalau punya selera humor yang bagus dan pandai
melucu, buatlah konsumen tertawa atau tersenyum dengan menyelipkan joke dalam penawaran/kata-kata
kamu. Hilangkan pikiran negatif dari benak konsumen.
Selain hal di atas yang menjadi kepercayaan terhadap penjual, penting
untuk dijelaskan bahwa produk/jasa yang ditawarkan sudah dipakai banyak orang
dan terasa manfaatnya oleh mereka. Bisa menunjukkan bukti testimonial, bukti
secara teknis/keilmuan, produk sudah tersertifikasi, rekomendasi orang lain dan
endorsment. Ini berkaitan dengan
kepercayaan terhadap produk.
Testimoni bisa berupa menceritakan pengalaman konsumen lain. Orang
cenderung lebih yakin kalau diceritakan pengalaman orang lain kepadanya.
Terlebih, jika pengalaman tersebut ada kemiripan dengan calon konsumen.
4. Temukan kebutuhan dan
berikan solusi
Ketahui motivasi utama calon konsumen yang berkaitan dengan kebutuhan
dan prioritas mereka. Caranya tentu saja dengan langsung bertanya. Jika sudah
ditemukan, kita bisa merekomendasikan produk yang benar-benar sesuai dengan
kebutuhan dan bermanfaat untuk mereka.
Jelaskan bagaimana produk/jasa yang ditawarkan memiliki kelebihan dan
keuntungan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan menjadi solusi bagi calon
konsumen.
5. Beri 3 keuntungan dalam 1
penawaran
Siapa yang tidak tertarik dengan produk yang memiliki banyak manfaat atau
keuntungan? Selain itu produk yang memberikan berbagai kemudahan/praktis.
Misalnya: “Jika beli sekarang kamu mendapatkan bonus baterai cadangan,
box ekslusif dan gratis ongkos kirim.” Atau “Jam tangan ini bisa membuat
penampilan lebih cantik, lebih romantis dengan pasangan dan lebih ontime.”
6. Sekarang atau tidak sama sekali
Biasanya calon konsumen suka menunda-nunda. Buat agar mereka langsung
memutuskan saat itu juga, kalau tidak dia akan menyesal. Sampaikan bahwa kalau
tidak sekarang, konsumen akan rugi. Bisa karena masa promosi habis, stok produk
terbatas atau harga bisa naik.
Jadi coba buat list kerugian jika tidak segera memiliki produk yang
kamu jual. Ungkapkan agar calon konsumen memikirkan kerugiannya. Teknik ini
bisa dilakukan dengan menerapkan strategi penawaran terbatas. Seperti besok
harga naik, promo/bonus hanya berlaku hari ini.
Misalnya lagi, “Kalau tidak beli sekarang, maka besok kamu harus
mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk membelinya”.
7. Beri kejutan
Siapa yang tidak suka kejutan? Saya rasa ini lebih baik daripada
menjanjikan sesuatu yang berlebihan. Kejutan yang membahagiakan dan memuaskan
konsumen bisa membuat mereka kembali lagi ke kita. Bahkan menjadi viral karena
diceritakan kepada orang lain.
Misalnya:
“Khusus hari ini untuk kamu, kami menawarkan ongkos kirim GRATIS!” atau “Kalau
nanti beli sekali lagi, kami gratiskan ongkir khusus untuk kaka.”
8. Beri perbandingan
Saya biasanya menjual produk dengan 2 harga, tentu saja keduanya
memiliki kualitas yang berbeda sesuai harganya. Ini untuk memberikan pilihan
kepada calon konsumen. Tapi, lebih jitu lagi dengan menerapkan 3 harga.
Berikan 3 penawaran, produk yang dimaksud simpan di urutan ke 2 atau
pertengahan. Sesuai hasil survei, orang lebih cenderung memilih produk dengan
harga pertengahan. Misal kita ingin menjual produk Y yang mungkin kurang laku.
Kita bisa memberikan penjelasan produk X harganya mahal karena kualitasnya
paling bagus. Produk Y harganya terjangkau dengan kualitas yang lumayan bagus.
Sedangkan produk Z murah tetapi kualitas biasa saja.
9. Harga coret
Cantumkan harga asli dengan harga promo. Bisa dilakukan dengan
mencoret harga asli dan menonjolkan harga promo. Orang suka dengan sesuatu yang
hemat, calon konsumen pasti akan menghitung uang yang dihematnya jika membeli
saat itu juga.
10. Beri pujian
Hakikatnya setiap orang senang jika mendapatkan pujian. Sampaikan
kepada konsumen bahwa kita kagum dan terkesan. Tentu saja jangan berlebihan dan
kaitkan dengan produk yang ditawarkan.
Misalnya, “Wah Mba pintar sekali. Model ini memang yang terbaik dan
sedang trendy lho. Pasti cocok dan
Mba bisa tampil lebih cantik.”
11. Bandingkan dengan pesaing
Teknik ini sangat cocok terutama untuk produk yang tergolong mahal
dengan sasaran pasar menengah ke atas. Konsumen bisa diedukasi dengan biaya
total.
Calon konsumen harus digiring untuk memikirkan kelemahan produk
pesaing. Sehingga mengenyampingkan harga yang mahal, tapi tetap dengan kualitas
yang bagus.
Misal, “Harga apartemen ini memang mahal, tapi kalau tinggal di sini
keuntungannya lebih aman, fasilitas lebih lengkap dan nyaman serta strategis.
Kalau yang lain memang lebih murah, tapi biaya perawatannya lebih tinggi, fasilitas
minim dan kurang nyaman serta tidak strategis.”
12. Terlihat Lebih Murah
Harga tetap sama, tetapi dipecah lebih kecil menjadi mingguan atau
harian sesuai paket yang ditawarkan, sehingga terlihat lebih murah.
Misalnya perhatikan dua penawaran berikut, mana yang tampak lebih
murah. “Hanya Rp 300.000 per bulan, kamu bisa menonton puluhan channel TV
sebebasnya dengan gambar jernih” atau “Hanya Rp 10.000 per hari, kamu bisa
menonton puluhan channel TV sebebasnya dengan gambar jernih.”
13. Todong!
Buat calon konsumen merasa malu atau muncul rasa ‘tidak enak’ jika
tidak membeli produk kita. Bisa dengan memberikan banyak promo spesial dan
‘memanas-manasinya’. Misalnya, “Mba itu saja beli tiga lho, masa mba tidak
beli.”
14. Empati
Teknik ini sangat ampuh untuk membangun kedekatan dengan calon
konsumen. Tunjukan bahwa kita bisa merasakan hal yang sama.
Misal, “Sebelumnya saya juga memiliki masalah yang sama, tetapi
setelah memakai produk ini saya langsung sembuh tanpa efek samping.”
15. Eksklusif
Sampaikan bahwa produk kamu tidak bisa didapatkan oleh semua orang,
karena jumlahnya terbatas. Tentu saja tidak boleh berbohong, jumlah stok produk
setidaknya di bawah 50 an.
Misalnya,
“Produk ini jumlahnya terbatas. Hanya ada 3 buah yang kami jual”.
Mungkin masih bingung, teknik closing
sudah mengerti, lantas kapan waktu yang tepat untuk melancarkan closing? Ada ciri-cirinya. Biasanya
calon konsumen mulai antusias dan banyak bertanya. Seperti menanyakan model
produk, ongkos kirim, bonus, harga akhir, cara pesan dan pembayaran. Maka
bersiaplah untuk closing.
Bagaimana sudah memahami pemaparan di atas? Sekarang saatnya untuk
menerapkan teknik closing ini dalam
kegiatan berjualan kamu. Semoga bermanfaat. Salam sukses2dunia.
Referensi: klikmania, kingpromosi.
Referensi: klikmania, kingpromosi.
Cie ngeblog lagi..
ReplyDeleteNitip sandal ah kaos gathering