Ciri khas atau
diferensiasi produk sangat mempengaruhi branding sebuah merek/brand, khususnya
untuk positioning. Pernahkah memperhatikan komentar orang-orang terhadap produk
yang kita miliki? Jika mereka melihatnya dengan sekilas, tanpa berpikir,
bagaimana komentarnya? Adakah perbedaan dengan merek yang lain? Jawab dengan
jujur.
Bisakah sobat muslim
menjawab dengan satu atau dua kata apa bedanya?
Misalnya di produk
fashion:
Motif Bali
Renda
Merah
Jadul
Soft
Pastel
Kenapa pengusaha relatif
susah dalam membuat ciri khas? Biasanya karena:
1. Banyak keinginan
Terkadang tidak
fokus memikirkan satu hal yang menjadi keunggulan produk. Aku mau begini, aku
mau begitu, mirip Nobita J
2. Mudah bosan
Ada yang tidak tahan
melihat hal yang serupa tiap hari. Padahal hal tersebut harus dipertahankan
karena sudah menjadi ciri khas yang kuat.
3. Variasi
Sering juga ada yang
terjebak, salah mengartikan variasi dengan pecah fokus.
4. Bingung
Kadang terjerat
dalam kebingungan. Bingung menentukan hal yang akan dijadikan sebagai ciri
khas. Mungkin keseringan ‘mencontek’ tanpa modifikasi dan karena kurang
kreatif.
Atau apapun
alasannya, pengusaha yang tidak berusaha membangun ciri khas, maka bisa
dipastikan MEREKNYA SUSAH bahkan KURANG/TIDAK AKAN TERKENAL.
Diferensiasi yang
kuat akan membangun brand yang kuat. Kecuali kamu adalah pionir dalam suatu
industri/kategori. Maka diferensiasi mungkin tidak menjadi persoalan utama.
Maka dari itu dalam
ilmu pemasaran kita mengenal rumus:
VALUE =
DIFFERENTIATION + BRAND
Nilai suatu produk
merupakan perpaduan dari diferensiasi atau ciri khas produk (yang membedakannya
dengan merek lain) dengan kekuatan merek yang dimilikinya.
dan
PRICE = VALUE
(expectation)
Harga merupakan sejumlah
angka yang akan dibayarkan oleh seseorang untuk mendapatkan nilai yang dia
harapkan dari suatu produk.
Apabila diferensiasi
dan merek (branding) tidak kuat, maka orang tidak akan mau membayar mahal, jika
dibandingkan dengan produk serupa. Alhasil mereka bermain di VOLUME.
Berdasarkan isi, jumlah atau berat.
Lebih pilih yang mana:
VOLUME atau VALUE?
DIFERENSIASI (differentiation)
Jika produk kamu tidak
dapat dibedakan dengan produk yang lain, maka tidak ada bedanya merek kamu
dengan komoditas seperti sembako. Bentuk, rasa, ukuran dan harga hampir mirip,
tidak ada bedanya.
MEREK (brand)
Merek yang terkenal
membuat konsumen rela membayar lebih mahal. Menjadikan merek kamu terkenal,
sebelum dipromosikan, harus memenuhi tiga kriteria ini:
1. Pertama
2. Terbaik
3. Berbeda
Mungkin saja kamu
bisa membuat ayam goreng yang lebih enak dari KFC, tapi belum tentu
(kemungkinan kecil) bisa membuat merek ayam goreng yang setenar KFC. Kenapa
begitu? Hal ini karena merekalah pihak yang pertama kali memopulerkannya. Telah
terlanjur menjadi Top of Mind di benak orang-orang. Ingat ayam goreng, ingat
KFC. Ingat burger, ingat McD.
Sulit untuk tergantikan
jika suatu merek sudah ‘terkunci’ rapat di benak konsumen. Kecuali jika
diferensiasinya sangat kuat ditambah dengan promosi yang hebat.
Dalam dunia fashion,
tingkat kompetisinya sudah kusut. Coba tanya kawanmu yang hobi belanja fashion,
apakah mereka loyal terhadap satu atau dua merek? Saya yakin 99,9% akan
menjawab “Tidak”. Setiap ada diskon, matanya melirik..! Kecuali jika dikecilkan
di dalam ‘kategori’ tertentu, seperti sepatu kain, tas tenteng dan lainnya yang
belum ada merek kuat di sana.
Studi Kasus
Coba amati beberapa
foto produk hijab di bawah ini!
Apa perbedaan merek
Aramara dengan Gadiza?
Apa perbedaan
keduanya dengan produk gamis di pasaran?
Apa ciri khas
mereka?
Gadiza, mungkin ada
yang menyebutnya Hijab ‘Korea’, karena jika melihat garis lingkar perutnya yang
agak ke atas, teringat dengan gaya khas pakaian Korea. Gadiza juga konsisten
dengan jenis bahan serupa, ada bagian yang mengkilat dan warna kombinasi dolf.
Tidak menggunakan motif, lebih cenderung polos, kecuali seasonal saja.
Sedangkan satu ciri khas
Aramara yang sangat kuat dan konsisten adalah nuansa kain Bali yang
kotak-kotak. Entah mau ditaruh di manapun kotak-kotaknya, pecinta fashion akan
‘ngeh’, itu style Aramara.
Paham kan..?!
Intinya untuk bisa
memasuki di pasar yang kusut, janganlah bertindak serakah. Buat suatu ciri khas
dan konsisten. Tempelkan ciri khas tersebut di merek kamu ke benak konsumen.
Ingat ‘X’, ingat Merek Kamu..!
“Jika kamu hebat
dalam segala hal, maka sesungguhnya kamu lemah dalam segala hal.”
*Sumber referensi: Jaya Setiabudi (Founder YEA dan
Yukbisnis.com)