Pengusaha atau
pebisnis yang belum cukup berilmu dan berpengalaman hampir pasti banyak
melakukan kesalahan fatal dalam bisnisnya. Bukan hanya pemula, bahkan pebisnis
senior pun tidak luput dari kesalahan. Tentu saja kesalahan dalam bisnis atau
usaha ini harus dihindari agar tidak berdampak fatal pada kelangsungan usaha
kita.
Lalu apa saja kesalahan-kesalahan
dalam berbisnis yang wajib kita hindari? Berikut ini ulasannya berdasarkan
referensi dari tulisan Blogger Profesional Bayu Win dengan pengembangan penulis.
1. Kasir merangkap sebagai bagian keuangan
Jangan pernah
menjadikan kasir sebagai pengelola keuangan perusahaan. Jika kamu melakukannya,
kesalahan pertama dalam bisnis yang satu ini akan sangat mengancam kelangsungan
hidup perusahaan. Kenapa? Berpotensi besar terjadi manipulasi laporan keuangan.
Kamu pasti akan
menemukan ketidaksesuaian antara data di lapangan dengan laporan keuangan yang
ada. Hal ini juga berlaku untuk orang pemasaran. Sebaiknya jangan sampai orang
pemasaran mengelola keuangan perusahaan. Walaupun sifat pribadinya rapi, teliti
dan disiplin. Sebaiknya tunjuk orang yang tepat untuk fokus menangani keuangan
bisnis kamu.
2. Bagian pemasaran menyimpan uang terlalu lama
Lanjutan dari poin
pertama, orang pemasaran atau bagian penjualan sebaiknya tidak menyimpan uang
terlalu lama. Karakteristik bagian pemasaran relatif susah menyimpan uang,
sehingga berpotensi uang akan habis terpakai.
Jangan biarkan bagian
penjualan dalam bisnis kita menyimpan uang hasil penjualan dalam waktu yang
lama. Sebaiknya segera disetorkan ke bagian keuangan agar keluar masuknya
aliran dana bisa lebih terkontrol.
3. Tidak tegaan
Ketika seharusnya memecat
karyawan atau mengeluarkan anggota tim bisnis, karena tegaan jadinya malah
dipertahankan. Padahal orang itu tidak produktif, kerjanya tidak bagus atau
malah menjadi benalu yang merusak sistem dalam perusahaan. Jangan sampai ada
orang seperti ini di perusahaan kita, agar tidak membawa pengaruh negatif yang
mengancam bisnis.
Seorang pengusaha
harus memiliki mental untuk memecat orang, tentu saja dengan alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan. Jika tidak tegaan, kerugian lebih besar akan menimpa
perusahaan. Mimpi buruknya perusahaan bangkrut dan karyawan lain yang tidak
berdosa akan terkena imbasnya.
Intinya lebih baik
memecat orang yang layak untuk dipecat, daripada mengorbankan mereka yang
benar-benar bekerja dengan baik dan berkontribusi positif untuk perusahaan.
4. Tidak tegas
Jadi Leader di bisnis milik sendiri tentu
saja memberikan kita power lebih. Termasuk
kewenangan untuk mengambil kebijakan atau keputusan. Jika kamu tidak bisa tegas
terhadap keputusan yang telah diambil, orang-orang di perusahaan akan banyak
yang melanggar. Bahkan ada yang berani mengulanginya berkali-kali.
Tegaslah terhadap diri
sendiri dan juga pada karyawan. Hal ini akan menjadi panutan positif bagi
mereka. Dengan demikian, kamu akan dihormati dan disegani sebagai pemimpin.
5. Menyatukan uang pribadi dengan uang perusahaan
Ini sangat fatal. Uang
perusahaan bisa terpakai tanpa disengaja untuk keperluan pribadi. Sehingga
tidak terasa saldo perusahaaan tiba-tiba menjadi nol. Bisnis kita akan cepat
bangkrut.
Sebaiknya pisahkan
pengelolaan keuangan pribadi dengan perusahaan. Jangan mentang-mentang bisnis
milik sendiri, sehingga seenaknya dalam keuangan. Simpan keuangan di rekening tabungan
yang berbeda.
Pisahkan gaji kamu
sebagai owner bisnis dari pemasukan, dengan
jumlah sewajarnya saja. Jangan sampai mengambil uang perusahaan, kecuali jika
terdesak. Tapi jangan lupa harus dikembalikan.
6. Tidak disiplin
Semakin toleran, maka
kita akan semakin menjauh dari tujuan yang ingin dicapai dalam bisnis. Disiplin
bagi seorang pebisnis adalah hal wajib yang harus diutamakan.
Disiplin waktu,
disiplin dalam menjalankan rencana-rencana yang sudah disusun, disiplin dalam
mencatat keuangan serta disiplin dalam hal lainnya. Jika tidak disiplin, pasti
terjadi kekacauan dalam bisnis. Perusahaan akan sulit untuk berkembang karena
banyak hal yang tidak beres.
7. Terlalu jauh ikut campur dalam hal teknis
Pengetahuan dalam
hal-hal teknis memang diperlukan, tetapi bukan berarti harus terlalu ikut
campur. Serahkanlah pada karyawan atau orang yang ahli di bidangnya untuk
menangani bagian itu. Belajar percaya dan biarkan mereka berkembang. Jangan khawatir
kalau mereka melakukan kesalahan kerja. Jika terlalu mengurusi hal teknis,
berarti kamu tidak percaya kepada karyawan.
Pemilik bisnis harus
lebih fokus pada pengembangan sistem, bukan terjebak dalam hal teknis. Teknis
itu memusingkan dan memakan banyak waktu. Pikiran dan tenaga kita akan terkuras
di sana.
nomor 5 sepertinya sering banget mas :D
ReplyDeleteNah itu, bahaya kalau jadi kebiasaan. Keuangan pribadi dan perusahaan harus terpisah :)
Delete