PROMO JANUARI 2017

7 Kesalahan Penyebab Gagalnya Strategi Pemasaran Online di Media Sosial

Di antara kita ada yang pernah ngalamin gak, udah promo mati-matian via online, tapi gak ada yang respon? Terutama promo dengan strategi pemasaran media sosial terampuh. Menggunakan macam-macam pemasaran melalui media sosial. Padahal kita sering mendengar cerita keberhasilan beberapa seller hanya dengan mengandalkan marketplace dan sosial media untuk berjualan.

Sebenarnya, pernahkah kita berpikir apakah semua itu terjadi begitu saja? Apakah betul marketing lewat sosial media kita hanya buat akun/fanpage, kemudian jualan kita langsung rame? Apakah dengan menulis banyak konten yang menarik, terus bisa mendatangkan banyak followers? Atau jangan-jangan selama ini kita cuma mendengar cerita kesuksesan fiktif dari penjual online?

7 Kesalahan Penyebab Gagalnya Strategi Pemasaran Online di Media Sosial lisubisnis.com bisnis muslim

Nah, di artikel ini, kita akan mengupas tentang kemungkinan KESALAHAN PALING FATAL dan UMUM yang menyebabkan gagalnya strategi pemasaran online di media sosial. 7 kesalahan berikut ini harus kita hindari ketika berjualan online.

1. Berharap penjualan langsung dari sosial media
Berdasarkan data hasil penelitian dari luar negeri, 94% orang menggunakan sosial media untuk tujuan keluarga dan teman. Lebih kepada untuk berhubungan sosial seperti melihat foto, chatting, atau membaca status.

Bahkan sebanyak 62% responden menyatakan sosial media tidak mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Itulah faktanya. Coba ingat-ingat terakhir kali kalian membuka media sosial untuk apa tujuannya? Ingin membeli sesuatu atau hanya melihat update-an status friendlist? Atau mengetahui info yang sedang viral? Biasanya jarang kalau untuk membeli sesuatu.

#Solusi untuk kesalahan no 1
Bangun hubungan dengan konsumen lewat sosial media

Kita sudah tahu bahwa sebagian besar orang menggunakan sosial media bukan untuk langsung membeli sesuatu. Meskipun ada juga sebagian kecil, bahkan sangat kecil orang yang seketika langsung membeli (impulse buyer).

Karenanya tujuan awal penjual aktif di media sosial itu bukan untuk menjual langsung, tapi untuk membangun interaksi, reputasi dan merek agar terjadi transaksi. Sosial media menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan target pasar, sehingga bisa saling mengenal dan terjadi kedekatan. Hal ini akan berdampak positif dalam jangka panjang.

2. Selalu berbicara tentang diri sendiri
Kesalahan ini sebenarnya hampir terjadi di semua strategi marketing, bukan hanya di sosial media marketing saja. Mari fokus ke sosial media dulu.

Kita sudah tahu aktivitas yang sering dilakukan orang-orang di sosial media (sosmed). Mereka mampir ke sosmed untuk mengetahui kabar orang dekat dan mencari konten yang menarik.

Oleh karena itu, jika setiap hari hanya mengepost update-an produk terbaru saja, tidak akan ada yang tertarik.

#Solusi untuk kesalahan no 2
Jangan melawan arus

Sediakan apa yang dicari oleh pengguna sosial media. Yap, diantaranya adalah konten yang menarik. Sulit untuk membuat orang tertarik dengan bisnis kita, sehingga konten yang menarik menjadi kunci utama.

Jika mereka suka dengan konten yang telah disediakan, barulah akun sosmen jualan kita berkesempatan besar untuk di-follow. Tengoklah dua akun besar ini, Dewa Eka Prayoga atau Jaya Setiabudhi yang menggunakan sosial media secara luar biasa.

3. Menganggap konten adalah RAJA
Ungkapan yang sering kita temui di dunia marketing yaitu “konten adalah raja”. Konten berkualitas sejalan dengan hasil yang bagus.

Tapi selain kualitas konten, di media sosial kita harus juga memperhatikan konteks dari konten tersebut. Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah kejadian, gagasan/ide, atau pernyataan sehingga semuanya saling berhubungan dan bisa dipahami sejelas mungkin.

Konten yang sekedar menarik tidak selalu berdampak positif terhadap pemasaran. Bahkan bisa berakibat sebaliknya. Jika konten yang dishare via sosial media tidak sesuai konteks produk/jasa yang ditawarkan, maka orang-orang yang tertarik kemungkinan besar tidak sesuai dengan target pasar. Akhirnya meskipun banyak like/follower, tapi percuma, tidak ada yang beli produk kita.

#Solusi untuk kesalahan no 3
Buat buyer persona

Buyer persona adalah profil atau gambaran dari orang-orang yang akan tertarik dan mampu untuk membeli produk/jasa kita.

Misalnya kalau kita memasarkan produk jam tangan couple, maka persona-nya adalah orang-orang yang punya pasangan (pasangan nikah muda). Bukan orang lain.

Buatlah konten spesifik yang akan menarik target pasar kita. Misalnya nyambung dengan contoh di atas, konten dengan konteks yang pas contohnya: tips memilih jam tangan couple bagi pasangan muda, tips biar lebih romantis dengan pasangan, jam tangan unik sebagai hadiah romantis.

4. Menggunakan media sosial dengan cara yang salah
Sosial media, media sosial. Tempat/media orang-orang bersosialisasi. Dalam sosial media marketing kita harus bersosialisasi dengan pengguna sosial media yang lainnya. Tidak hanya sekedar posting saja.

Kesalahan ini sering dilakukan para penjual di sosial media, hanya fokus membuat postingan menarik/postingan produk tanpa bersosialisasi dengan target pasar di media sosial.

Sia-sia saja jika setiap hari mengeluarkan konten baru tanpa bersosialisasi. Apalagi kalau belum punya traffic dan follower yang banyak. Konten tidak akan ada yang melihat, tidak ada yang merhatiin, akibatnya berpengaruh ke hasil penjualan.

#Solusi untuk kesalahan no 4
Bersosialisasi

Sosial media marketing salah satunya bertujuan mendapatkan traffic pengunjung, sehingga meningkatkan konversi penjualan. Caranya adalah dengan bersosialisasi ke luar dan ke dalam.

Sumber traffic yang lain pun ada, misalnya dengan blog/website dan iklan. Sehingga sosial media bisa hanya menjadi tempat berkomunikasi dengan konsumen saja.

Bersosialisasi ke luar artinya kita mencari tempat yang banyak orangnya di sosial media, seperti Facebook Groups misalnya.

Bersosialisasi ke luar artinya melakukan kegiatan berinteraksi di sosial media yang banyak orangnya. Misalnya Fanpage Facebook. Di sana kita bisa membuat konten postingan yang menarik, membantu menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan mengundang mereka berkunjung ke sosmed kita.

Bersosialisasi ke dalam yaitu kita melakukan komunikasi dengan orang-orang yang menulis komentar dan memention akun sosmed kita.

5. Tunjukkan bahwa penjual adalah MANUSIA juga
Banyak jasa tambah/jual follower sosmed dan like facebook dengan harga yang tergolong murah. Cara pintas yang sangat tidak disarankan.

Facebook punya algoritma yang menganalisa tingkat interaksi page dengan likers nya. Followers yang ‘dibeli’ dan kebetulan tidak cocok dengan tema page kamu, maka tingkat interaksinya akan sangat rendah.

Facebook akan menganggap spam suatu page jika likers banyak tapi interaksinya rendah. Algoritma berjalan dan terfilter secara otomatis. Postingan tidak akan pernah masuk News Feed followers. Beli like facebook sama dengan membunuh page sendiri.

#Solusi untuk kesalahan no 5
Jangan beli like dan followers

Dapatkan like dan followers dengan cara wajar, yaitu menyediakan konten menarik. Follower yang didapatkan pasti adalah yang tertarik dengan konten dan tema page kita, target market yang sesuai dengan produk yang ditawarkan.

6. Menggunakan prinsip 4P, bukan 4E
Bagi yang mempelajari dunia pemasaran, baik di kampus atau di tempat lainnya, istilah 4P pastinya sudah terbesit di luar kepala. Bahkan istilah ini muncul di setiap mata kuliah pemasaran beberapa tahun lalu saat saya masih di kampus. Hingga berkembang menjadi 4C untuk diterapkan di berbagai bisnis. Namun dalam artikel ini kita akan mengupas singkat 4P dan 4C saja.

4P biasa dikenal marketing mix atau bauran pemasaran terdiri dari konsep Product, Price, Promotion dan Place. Intinya bauran pemasaran 4P menjadi metode untuk melakukan riset sederhana/identifikasi terhadap posisi bisnis kita untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat.

Penjelasan singkat 4P:
Product: Berbicara mengenai keunggulan produk/jasa
Price: Menentukan harga produk yang tepat beserta strategi harga lainnya
Place: Mengenai lokasi toko atau cara dan tempat distribusi
Promotion: Berkaitan dengan aktivitas mengkomunikasikan produk kepada calon konsumen

Sebenarnya 4P tidak terlalu cocok jika kita terapkan di pemasaran sosial media. 4P tidak selalu kompatibel di semua media pemasaran. Jika dilakukan di sosial media, followers akan kabur.

#Solusi untuk kesalahan no 6
4P di belakang layar, lakukan 4E

Konsep 4P bukanlah untuk dikomunikasikan secara langsung kepada orang lain. Sebaiknya lakukan 4E dalam pemasaran di sosial media:
- Engage: Ajak berinteraksi
- Educate: Buat konten informatif, bermanfaat dan mendidik
- Excite: Buat konten yang membuat antusias agar mereka kembali lagi
- Evangelize: Buat mereka sukarela merekomendasikan produk kepada orang lain

Strategi pemasaran sosial media dijamin sukses, jika kita berhasil menerapkan 4E ini.

7. Sosial media sebagai satu-satunya media pemasaran
Kamu punya akun jualan instagram dengan followers lebih dari 200ribu. Itu adalah satu-satunya media pemasaran.

Pertanyaannya, bagaimana jika suatu hal negatif menimpa akun kamu? Ditutup sepihak oleh instagram misalnya. Bagaimana jika sosmed yang digunakan saat ini, dikemudian hari sudah tidak efektif lagi untuk memasarkan bisnis?

Hilang sudah kontak 200ribu akun tadi, kita tidak bisa gunakan lagi Instagram. Sangat suram. Akses ke calon pasar potensial yang sudah susah payah didapatkan tidak bisa dilakukan.

Apalagi jika pembeli banyak berdatangan dari sana, sumber penghasilan pokok dari sosial media. Hilang dalam hitungan jam saja. Kita harus ulang dari nol. Itu adalah kelemahan terbesar sosial media.

#Solusi untuk kesalahan no 7
Bangun website sendiri

Dalam pemasaran online kita mengenal 4 jenis media:

- Owned media: media milik sendiri sepenuhnya. Misalnya website, email list, dan blog.
- Paid media: iklan berbayar.
- Earned media: pelanggan yang merekomendasikan bisnis kita.
- Rented media: sosial media (Facebook, Twitter, Instagram, dll)

Kita hanya menumpang lapak di sosial media, sewa tempat saja tapi gratis. Followers akun kita itu miliknya si Mark yang punya Facebook.

Paid dan rented media hanya sarana untuk mengembangkan owned dan earned media yang sepenuhnya milik kita. Sosial media fungsi utamanya untuk membangun brand.

Hindari agar kita dan konsumen menjadikan sosial media sebagai ‘rumah’. Buatlah website sendiri dan bawa mereka kesana.

JANGAN mencari ‘pembeli langsung’ di sosial media, menggunakan FB Ads untuk langsung mendapatkan pembeli, membuat konten hanya di sosial media dan membuka “toko” di sosial media.

LAKUKAN untuk membangun brand di sosial media, menggunakan FB Ads untuk mendapatkan kontak konsumen, membuat konten di website sendiri, gunakan sosial media sebagai tempat distribusinya, bawa orang yang ingin membeli ke website kita. Intinya, kembangkan owned media kita. Jangan sepenuhnya mengandalkan ‘tempat’ yang bukan milik kita.

Owned media harus lebih besar daripada rented media.

SHARING IS CARING. Yuk biasakan saling sharing, supaya ilmunya bermanfaat dan berkah. SHARE terus, Insya Allah makin Bermanfaat...Aamiin...

SIMPULAN
Ketika membuat konten yang menarik dan KONTEKS, maka sesuaikanlah dengan target buyer persona kamu yang menghasilkan 4E (Engage, Educate, Excite, Evangelize) dan mendapatkan tingkat interaksi LIKE, KOMEN, dan SHARE yang tinggi di setiap status sosial media yang dibuat. Harus konsisten di setiap action.

Salam sukses 2 dunia. SHARE jika artikel ini bermanfaat J

Referensi dan sumber gambar: lebahpreneur, panduanim

0 Response to "7 Kesalahan Penyebab Gagalnya Strategi Pemasaran Online di Media Sosial"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Jam Tangan Couple