PROMO JANUARI 2017

Hakikat Bisnis dan Infaq dalam Islam (Rangkuman Taujih Ustad Anis Matta)

Jangan menunggu sampai kaya dulu, baru kemudian berinfaq atau sedekah. Tapi kita harus rajin berinfaq walau saat ini sedang kekurangan. Dengan rajin berinfaq, insyaallah akan dikayakan. Dengan begitu persepsi kita terhadap uang itu bernilai kecil, tidak ada angka besar dalam pikiran kita. Yakinlah bahwa ada angka yang lebih besar dibandingkan dengan uang yang sudah diinfaqkan.

pengertian Hakikat Bisnis dan Infaq dalam Islam ekonomi islam (Rangkuman Taujih Ustad Anis Matta) lisubisnis.com bisnis muslim

Cara Berinfaq seperti ini akan memperbaiki pandangan kita tentang angka. Mungkin Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan barang yang sangat berharga, misalkan mobil. Cobalah, rasakan sensasinya.

Seringlah lakukan berinfaq saat sedang punya sedikit uang. Sampai bisa menganggap uang besar bernilai kecil ketika diinfaqkan. Kalau belum mampu menginfaqkan semuanya, coba sebagian diinfaqkan.

Sembari terus berinfaq, bagi yang belum mempunyai bisnis, maka mulailah melakukan bisnis nyata. Jangan terus bergantung pada gaji dari pekerjaan tetap saat ini. Tidak selamanya kita berada pada posisi itu, sedangkan gaya hidup semakin hari terus berubah. Jadi setiap kali mendapatkan penghasilan dari gaji pekerjaan ‘sirkulasi’, harus waspada. Pendapatan paling bagus tetap berasal dari bisnis. Maka sekaranglah saatnya belajar untuk terjun ke dunia bisnis.

Jatuh bangun dalam berbisnis itu hal lumrah, bisnis bicara tentang belajar. Kesuksesan itu tidak datang dengan instan. Terus berbisnis, lakukan sendiri atau bersama tim. Sesibuk apapun, jenis pekerjaan apapun, kita perlu punya bisnis walaupun awalnya kecil-kecilan. Dari bisnislah mengalir sumber rezeki yang sebenarnya. Sumber kekayaan adalah datang dengan cara berbisnis. Fakta bahwa 9 dari 10 pintu rezeki datang dari perniagaan, hanya satu yang datang dari keterampilan tangan sebagai seorang profesional.

Sepintar dan seprofesional apapun bekerja, jika sumber rezeki hanya satu, misalkan dari gaji bulanan maka uang akan terbatas. Lewat berbisnis, kesempatan membuka kran rezeki yang lainnya lebih terbuka lebar.

Kegagalan dalam bisnis itu hal biasa, bahaya kalau tidak pernah gagal. Jika mengalami gagal saat usaha kita belum lama berjalan, justru lebih bagus, bisa menjadi pembelajaran. Kalau gagalnya ketika bisnis sudah besar, tanpa pernah merasakan pengalaman gagal sebelumnya, ini cukup bahaya. Teruslah bangkit dari kegagalan, jangan berputus asa. Penulis pun sudah mencoba berbagai macam bisnis, hanya beberapa yang berjalan dan baru menghasilkan uang. Jangan salah mengira bahwa orang kaya itu ketika membuka bisnis apapun bisa dengan mudahnya menghasilkan uang. Tidak juga, itu karena faktor pantang menyerah dan terus bekerja keras.

Gagal itu wajar, rugi itu biasa, jangan kaget atau frustasi. Jangan selalu berpikir dengan berbisnis akan cepat kaya, penentu cepat berhasilnya suatu bisnis tergantung seberapa cepat kita belajar. Seberapa cepat kita memperbaiki kesalahan dan pandai memanfaatkan peluang.

Belajar bisa dengan dua cara, membaca atau sekolah dan bergaul dengan orang-orang sukses. Kalau sudah melakukan keduanya masih belum berhasil, terus lakukan karena kita tidak tahu kapan berjumpa dengan momentum menuju kesuksesan.

Sumber: ringkasan anismatta/fb wahid ahmadi

0 Response to "Hakikat Bisnis dan Infaq dalam Islam (Rangkuman Taujih Ustad Anis Matta)"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Jam Tangan Couple